Tinjauan buku:'Kick Andy', Oasis Pemirsa Televisi Indonesia

Tuesday, February 16, 2010

Judul buku: Kick Andy: Menonton dengan Hati

Penyusun: Gantyo Koespradono

Penerbit: PT Bentang Pustaka

Cetakan: Pertama Maret 2008

Tebal: 274 halaman

Jika Anda belum atau tidak sempat melihat tayangan kisah-kisah inspiratif yang ditayangkan Kick Andy di Metro TV, jangan khawatir karena kini telah hadir sebuah buku yang menghimpun kumpulan kisah-kisah inspiratif tersebut.

Menurut penyusun buku Kick Andy, Gantyo Koespradono, ketertarikan menyusun dan menyunting materi tayangan Kick Andy lebih perinci menjadi sebuah buku, awalnya biasa saja. Sebab, pilihan topik yang dikemas dalam Kick Andy menjadi sangat luar biasa meskipun awalnya bahan buku yang digarap dalam tayangan menjadi biasa-biasa saja.

Lanjut dia, lewat pikiran kreatif tim Kick Andy, bahan baku yang biasa-biasa saja itu terbukti mampu menghasilkan acara dan tontonan menarik ditengan racun sinetron yang dewasa ini ditebarkan banyak stasiun TV. Menurut Gantyo Koespradono, hal lain yang menarik dari Kick Andy, tim kreatif acara ini kerap menampilkan peristiwa masa lalu yang sudah dilupakan banyak orang. Penonton menjadi tersentak dan seolah baru terbangun dari tidur panjangnya---tentu dengan mimpi indahnya--setelah menyaksikan Kick Andy.

Buku setebal 274 halaman tersebut, pada bagian awal menjelaskan apa dan bagaimana Kick Andy. Pada mulanya Kick Andy hanya sebuah wacana dan kerinduan bos Metro TV Surya Paloh, yang ingin mendayagunakan kemampuan Andy Noya untuk tampil seperti apa adanyan di layar kaca.

Di mata Surya Paloh, Andy Noya yang suaranya biasa-biasa saja, bahkan cenderung cempreng, punya kemampuan luar biasa terutama dalam menggali informasi yang disembunyikan narasumber. Sebelum memandu Kick Andy, Andy Noya pernah memandu acara talk show Todays Dialogue.

Saat memandu acara ini para narasumber umumnya para politikus dan pejabat kerap dibuat tidak berdaya saat harus menjawab pertanyaan-pertanyaan Andy yang selalu menukik pada sasaran yang jawabannya ditunggu-tunggu pemirsa. Kehadiran Andy dalam talk show ini seolah menjadi representasi dari public itu sendiri.

Gaya dalam mewawancara seperti itulah yang dilihat Surya Paloh sebagai kelebihan Andy Noya. Oleh sebab itulah, Surya Paloh merasa perlu mendayagunakan kemampuan Andy Noya bukan sekadar sebagai pemimpin redaksi, melainkan juga pemandu acara talk show. Dia mengatakan Andy harus punya program acara sendiri dan dia harus jadi bintangnya. Di benak Surya Paloh, Andy Noya harus seperti Larry King (CNN) dan Jay Leno (CNBC) yang terkenal itu.

Rupanya Surya Paloh serius. Suatu hari ia memanggil Andy Noya dan kawan-kawan, dan mengingatkan kembali gagasan yang pernah ditawarkan kepada Andy. Gagasan tersebut mendapat dukungan dari pimpinan Metro TV yang lain. Tapi persoalannya bentuk acara seperti apa? Ada niat membuat program yang secara mentah-mentah menjimplak talk show ala Larry King atau Jay Leno, tapi diurungkan, karena dinilai membosankan. Lagi pula hampir semua stasiun televisi punya program seperti itu.

Tim Metro TV pun dilibatkan untuk mewujudkan gagasan Surya Paloh, tapi tetap harus memiliki karakter orisinal Metro TV. Dalam sebuah forum Manager Promosi Metro TV Adji S. kemudian mengajukan konsep Andy Noya Show. Setelah mengendap selama satu tahun, barulah gagasan untuk menghadirkan Andy Noya Show muncul lagi, tapi Adji mengaku belum pas dengan nama acara yang digagasnya. Dia lalu mengusulkan nama itu diganti dengan Kickin Andy4.

Tapi nama ini pun, menurut Adjie, belum juga menjual lebih dari itu, dia tidak ingin nantinya dianggap meniru judul program TV asing Kickin Byron. Singkat cerita, ketemulah nama Kick Andy.

Pada bagian akhir dari buku ini, yakni pada bagian episode ke episode, pembaca akan diajak menikmati potongan-potongan dari 22 kisah yang pernah ditayangkan di Kick Andy. Beberapa kisah yang cukup menarik dari buku ini adalah begitu banyak dari atlet kita yang dulu pernah berjaya dan mengharumkan nama bangsa, ternyata hidupnya terlunta-lunta. Seperti yang dialami atlet putri bulu tangkis Tati Sumirat.

Atau kisah bagaimana perjuangan pemain sepak bola Ronny Patinasarany dalam membebaskan dua anaknya dari cengkraman bandar Narkoba. Dan masih banyak lagi kisah-kisah menarik dan inspiratif yang disajikan di buku ini.

Tidak berlebihan jika dikatakan penulis buku ini, Gantyo Koespradono, kakak tingkat Andy Noya saat masih kuliah di sekolah tinggi publisistik dan sekaligus wartawan senior Media Indonesia. Bahwa Kick Andy bagaikan oasis. Dia tidak hanya menghibur dan menghilangkan rasa dahaga tapi juga sekaligus memberikan informasi, edukasi, motivasi, dan inspirasi bagi pemirsa untuk berbuat atau setidaknya merenungkan sesuatu.

Ibarat baju, negeri ini masih compang-camping atau kalau dia masih berupa kain, kita lupa atau tidak mampu menjahitnya. (*)


Dipublikasikan di Lampung Post, Sabtu, 26 April 2008

0 comments:

Post a Comment