Benarkah Demokrasi Mulai Mekar?

Wednesday, November 17, 2010
Aung San Suu Kyi menerima karangan bunga dari para pendukungnya, Sabtu(13/11). Foto VOA
PEMIMPIN demokrasi Birma Aung San Suu Kyi akhirnya menikmati kebebasan, Sabtu (13/11). Menjelang pembebasannya, pejabat-pejabat militer masuk ke rumah Suu Kyi dan membacakan surat pembebasannya, sekaligus mengakhiri tahanan rumahnya.

Ini merupakan tahanan terakhir dari serangkaian tahanan yang membuat peraih Hadiah Nobel itu mendekam di penjara selama 15  dari 21 terakhir. Dia memimpin Liga Nasional bagi Demokrasi dan menang telak dalam pemilihan nasional Birma dua puluh tahun silam, tetapi penguasa militer tak mengizinkan partai itu berkuasa.

Dia menyerukan pemboikotan pada pemilu hari Minggu lalu, sebuah pemilu  yang kata pemimpin Barat dan aktivis hak asasi ditandai kecurangan dan upaya militer untuk membentuk pemerintahan yang berkedok sipil.

Partai politik yang didukung penguasa militer Birma telah memenangkan mayoritas kursi di kedua majelis parlemen dalam pemilu pertama negara itu dalam dua dekade. Hasil itu secara luas telah diperkirakan sebelumnya.

Media pemerintah mengumumkan hasil pemilu itu hari Kamis, hari yang sama ketika Mahkamah Agung Birma menolak permohonan banding oleh pemimpin demokrasi Aung San Suu Kyi terkait penahanan rumahnya.

Sehari setelah dibebaskan, Aung San Suu Kyi, mengulurkan tawaran perdamaian kepada rezim militer Birma yang mengurungnya hampir sepanjang dua dekade terakhir.

Dalam wawancara eksklusif dengan VOA, ia dan pendukungnya tentu saja tidak akan bentrok dengan penguasa militer. Ia sangat berharap rezim militer akan memahami bahwa bentrok bukan solusi bagi masalah Birma.

Ia juga ingin bekerjasama dengan seluruh kekuatan demokratis dalam mengupayakan perubahan di Birma, tetapi hal itu harus dicapai dengan cara yang tepat melalui diskusi dengan para pemimpin militer.

Selain itu, Aung San Suu Kyi  berharap agar partainya kembali dinyatakan legal.

Sebelumnya, Partai Liga Nasional bagi Demokrasi (NLD) yang dipimpinnya tidak diakui keberadaannya berdasarkan undang-undang baru, setelah partai itu tidak mendaftar untuk ikut pemilu 7 November, pemilu pertama di Birma dalam 20 tahun.

Benarkah Demokrasi Mulai Mekar?

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) menyambut baik dan mengapresiasi pembebasan tokoh demokrasi Birma, Aung San Suu Kyi.

"Saya apresiasi pembebasan ini. Mudah-mudahan ini pertanda demokrasi mulai mekar di sana," kata SBY seperti dikutip vivanews.com, Sabtu(13/11).

Sampai di sini muncul sebuah pertanyaan, benarkah demokrasi mulai mekar di Birma? Tentu menjawab pertanyaan ini tidak mudah. Sebab, selama ini rezim yang berkuasa memang tidak memberikan ruang untuk tumbuhnya nilai-nilai demokrasi.

Apalagi pemilu yang digelar baru-baru ini jauh dari semangat keterbukaan.Yang muncul justru sebuah rekayasa politik yang menguntungkan rezim yang berkuasa.

Tak hanya itu, larangan media internasional untuk meliput pemilihan umum pada waktu lalu tentu saja ini menunjukkan bahwa sesungguhnya mereka anti dengan demokrasi.

Kedepan, rasanya agak sulit mengharapkan demokrasi akan muncul dan berkembang di Birma selama juta militer masih berkuasa. Justru saya khawatir, Aung San Suu Kyi malah akan dijebloskan lagi ke penjara dengan alasan yang dibuat-buat junta militer.(*)

0 comments:

Post a Comment