IMPIAN Timor Leste untuk bergabung menjadi anggota ASEAN tahun ini gagal sudah. Pasalnya, ada satu negara anggota ASEAN yang keberatan dengan bergabungnya bekas provinsi ke-27 RI itu ke dalam ASEAN.
Alasannya, ia khawatir apabila Timor Leste sebagai negara termuda di Asia Tenggara masuk menjadi anggota ASEAN sekarang, pembentukan Komunitas ASEAN pada 2015 akan terganggu.
Negara manakah yang menjegal langkah Timor Leste untuk bergabung ke dalam ASEAN. Sayang, soal ini Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa tidak bersedia menyebutkan nama negara tersebut. Ia hanya mengatakan, negara tersebut adalah salah satu negara besar di ASEAN.
Okelah, Marty Natalegawa tidak mau berterus terang soal itu. Sekadar mereka-reka, bisa jadi salah satu negara yang menjegal langkah Timor Leste adalah Myanmar. Apalagi jauh-jauh hari negara ini menentang pemberian status observer (pemerhati) kepada Timor Leste karena dukungan Timor Leste terhadap pejuang pro-demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi. Benar atau tidak soal ini, biarlah waktu yang akan menjawabnya.
Sebelumnya, pada Maret tahun ini, bekas salah satu provinsi di Indonesia ini, telah mengirimkan aplikasi resmi untuk bergabung dengan Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) kepada Indonesia yang menjabat ketua ASEAN tahun ini.
Permohonan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Timor Leste Zacaria Albano da Costa kepada Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa.
Lalu bagaimana tanggapan pemerintah Indonesia terhadap keinginan Timor Leste ini? Melalui Menlu Marty Natalegawa, pemerintah Indonesia mendukung penuh keinginan Timor Leste untuk bergabung di ASEAN.
ASEAN, kata Marty, memiliki badan pengetahuan dan pengalaman untuk memastikan hal itu selama memperdalam proses pembangunan Komunitas ASEAN.
Menurut Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta, negaranya akan mendesak secara simbolis untuk mendapatkan keanggotaan ASEAN tahun ini. Dia mengungkapkan, negara-negara anggota ASEAN telah menyatakan dukungannya terhadap Timor Leste kalau mau bergabung dengan blok itu.
Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao menyatakan, akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum.
Timor Leste adalah bekas koloni Portugis, yang kemudian bergabung dengan Indonesia pada 1975. Pada 1999, Timor Leste mencoba melepaskan diri dari Indonesia. Keinginan untuk melepaskan diri tersebut didukung PBB dengan menggelar referendum.
Sempat terjadi bentrokan yang menyebabkan ribuan orang mengungsi ke Indonesia. Timor Leste mendapatkan kemerdekaannya secara formal pada tahun 2002.
Timor Leste berharap bisa mengeksploitasi minyak bumi di Celah Timor (Timor Gap), namun sepertinya sulit untuk mendapatkan pendapatan devisa yang besar di Celah Timor, karena Australia telah mengiming-imingi Timor Leste dengan pengelolaanya dan Australia mendapatkan hasil eksploitasinya sebesar 80% dan sisanya diberikan ke Timor Leste.
Australia juga telah menghalang-halangi Timor Leste untuk dapat menguasai Celah Timor secara penuh, dengan cara mengulur-ulur penyelesaian perbatasan kedua negara.
Walaupun telah merdeka, Timor Leste masih sangat tergantung dengan pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari sembako sampai bahan bakar minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur.
Australia pernah mencoba menguasai distribusi barang-barang kebutuhan sehari-hari tapi gagal karena terlalu mahal dan kurang dikenal rakyat Timor Leste.
Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor Leste mengadopsi mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi Provinsi Indonesia.
Kita berharap, dengan bergabungnya Timor Leste ke dalam Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), bisa mendorong ekonomi negara ini untuk tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik daripada saat ini. Apalagi, kerja sama ASEAN tidak hanya bidang sosial, budaya, teknik, pendidikan, tetapi juga ekonomi, dan lainnya.
Selain itu, ASEAN juga mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui rasa hormat untuk keadilan dan taat aturan hukum dan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa.
ASEAN adalah organisasi terbuka untuk semua negara di Asia Tenggara. ASEAN direpresentasikan sebagai kehendak kolektif bangsa Asia Tenggara untuk mengikatkan diri bersama dalam persahabatan, kerja sama, pengorbanan untuk perdamaian, kebebasan,dan kemakmuran.
Lalu bagaimana peran Indonesia dalam konteks ASEAN saat ini? Tentu saja kita memiliki posisi penting. Karena itu, isu utama yang harus diprioritaskan Indonesia adalah implentasi modernisasi bea cukai, standarisasi, dan infrastruktur. Termasuk juga kelancuran arus barang di kawasan Asia Tenggara terutama setela disepakatinya tarif impor yang rendah. Selain arus barang, arus jasa dan infrastruktur juga harus menjadi perhatian Indonesia.
Tak kalah penting isu ekonomi adalah isu hak asasi manusia (HAM). Sejak perlindungan HAM diadopsi dalam Piagam ASEAN, maka negara ASEAN memiliki kewajiban menjalankan prinsip tersebut. Salah satu isu utama lainnya adalah diplomasi pertahanan ASEAN.
0 comments:
Post a Comment